Perbedaan Nikol Sejajar dan Nikol Bersilang
Perbedaan
antara nikol sejajar dengan nikol bersilang, apabila dalam praktikum
menggunakan mikroskop pada pengamatan nikol sejajar, kita tidak perlu
menggunakan analisator.
Aalisator
tersebut di keluarkan dari jalan cahaya yang masuk menuju lensa okuler pada
tubus, atau bila letaknya pada mikroskop yang
terbaru, keping analisator di putar ke arah sejajar dengan arah
polarisator). Nikol bersilang sendiri merupakan pengamatan dengan menggunakan
analisator, dimana keping analisator, apabila pada mikroskop olympus analisator tersebut di
masukan kedalam jalan cahaya menuju lensa okuler pada tubus dan pada mikroskop
yang baru keping analisator tersebut di putar tegak lurus dengan arah
polarisator.
Selain
itu bahwa pada nikol sejajar pengamatan dilakukan dengan menggunakan cahaya
yang paling terang ( bisa digunakan untuk pengamatan) apabila pada nikol
bersilang pengamatan dilakukan dengan cara mencari keadaan paling gelap, agar
memperoleh beberapa unsur sifat optik yang hanya bisa diamati pada mikroskop
nikol bersilang.
Perbedaan
tidak hanya dilihat pada bagian itu saja, pengamatan yang dilakukan dengan
kedua cara tersebut juga menghasilkan pengamatan yang berbeda. Pada nikol
sejarjar pengamatan tersebut di bagi menjadi dua golongan, yaitu sifat-sifat
sumbu optik yang memiliki hubungan tertentu dengan sumbu kristalografi, dan
sifat optik yang mempunyai hubungan dengan sumbu sinar kristal.
1.
Sumbu
Optik Yang Mempunyai Hubungan Dengan Sumbu Kristalografi
Bagian yang sejajar
atau membentuk sudut tertentu, : Bentuk, belahan, pecahan dan juga retakan.
Sifat-sifat tersebut bisa dilihat pada mikroskop dan juga bisa di amati
menggunakan sampel setangan.
2.
Sifat
Optik Yang Mempunyai Hubungan Dengan Sumbu Sinar Kristal
Yang di maksud dari sifat optik
yang mempunyai hubungan dengan sumbu sinar kristal adalah sifat-sifat optis
seperti indeks bias, relief, warna dan pleokroisme. Sifat tersebut dapat tampak
pada posisi objek tertentu komponen pada sinar tersebut bergerak searah dengan
polarisator.
Sedangkan
pada mikroskop polarisator komponen paling penting yang diamati adalah warna
interferensi dan gelapan. Akan tetapi beberapa sifat optik lain yang mengikuti
dan bisa diamati seperti gelapan gelombang (weavy
wave), warna interferensi abnormal, dwibias, gelapan bintik-bintik. Karena
kedudukan gelapan pada suatu kristal tadi menunjukan sumbu-sumbu sinar, dalam
mikroskop yang menggunakan nikol bersilang, kita dapat mempelajari sumbu
kristal karena kedudukan gelapan tadi, dan unsur yang dapat diamati untuk
mempelajari sumbu kristalografik tersebut adalah tanda rentang/ orientasi
optik, dan besaran sudut gelapan.
Kenampakan-kenampakan
sifat optik lain yang tampak pada nikol bersilang adalah kembaran, lembar
pemisah, zonasi, pertit, antipertit. Semua sifat optik diatas hanya dapat
diamati pada posisi nikol bersilang.
Komponen-komponen
dari nikol bersilang tersebut akan dijelaskan brikut ini :
1.
Warna
Interferensi
Warna pembiasan atau
interferensi ini terjadi ketika ada dua jenis zat yang berbeda indeks biasnya
yang berbeda dan juga karena pengaruh dari analisator tadi dan terlihat saat
pengamatan dengan menggunakan mikroskop nikol bersilang.
Untuk cahaya dengan
panjang gelombang tertentu perubahan intensitas cahaya yang tergantung pada
harga retradasi ( Retradasi = t (n1-n2)
Retradasi
inanometer tersebut merupakan pembedaan warna interferensi yang diamati ketika
sedang melakukan pengamatan ketika praktikum. Hal disini untuk mempermudah
dalam menentukan sifat optis yang lain.
2.
Gelapan
Yang di maksud dengan
gelapan adalah kedudukan dimana sinar cahaya bergetar dengan arah getarannya,
satu pada bidang analisator sedangkan yang satu di dalam bidang polarisator.
Dan gelapan tersebut merupakan representasi dari letak suatu sumbu kristal
berada.
3.
Sudut
Gelapan
Merupakan sudut yang di
bentuk ketika posisi pengamatan pada mikroskop nikol bersilang pada posisi
terang sempurna dan posisi gelap sempurna dengan memutar meja objek dan ketika
memutar meja objek tersebut kita harus benar-benar memperhatikan perubahan
kedudukannya. Karena sudut gelapan diukur dari selisih di kedua posisi
tersebut.
4.
Kembaran
Kembaran terjadi ketika
kita sedang mencari sudut gelapan muncul pada satu tubuh kristal suatu yang
berulang, yaitu gelap-terang pada satu tubuh kristal. Biasanya muncul pada
plagioklas..
Kembaran
5. Tanda Rentang Optis
Tanda
rentang Optis menunjukan hubungan secara umum antara arah memanjangnya kristal,
baik terhadap arah getaran sinar lambat ataupun sinar cepat.
TRO
ini didapat setelah kita melakukan pengamatan nikol bersilang dan pada tubus
mikroskop di masukan keping Gibbs, apabila stelah diamati menunjukan adanya
peningkatan orde warna maka yang merambat merupakan sinar lambat (adisi),
begitu pula sebaliknya (sinar cepat (subtraksi)).
6. Tanda Elongasi
Tanda
ini didapat setelah kita mengetahui TRO dan sinar apa yang merambat. Tanda
elongasi positif didapat ketika apabila arah getaran sinar yang lambat sejajar
atau menyudut lancip dengan arah memanjangnya kristal. Sedangkan tanda elongasi
negatif didapat ketika sinar cepat yang sejajar atau menyudut lancip dengan
arah memanjangnya kristal.
7. Dwibias
Dwibias
didapat apabila kita sudah mengetahui warna interferensi yang tepat pada
retradasi inanometer ditarik sesuai garis menuju atas warna.
Dwibias
menunjukan bahwa warna tersebut juga dapat di biaskan pada panjang gelombang
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Judith M, Bean, dkk.1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta
: Pusat Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Kerr F., Paul. 1959. Optical Mineralogy “Fourth Edition”. New
York : Mc Graw Hill Book Company
Selverstone, Jane.2003.Optical
Mineralogy in a Nutshell. University of New Mexico,
Mexico : Unpublihsed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar