For The Best Future

Kamis, 24 Januari 2013

Perbedaan Nikol Sejajar dan Nikol Bersilang


Perbedaan Nikol Sejajar dan Nikol Bersilang
Perbedaan antara nikol sejajar dengan nikol bersilang, apabila dalam praktikum menggunakan mikroskop pada pengamatan nikol sejajar, kita tidak perlu menggunakan analisator.
Aalisator tersebut di keluarkan dari jalan cahaya yang masuk menuju lensa okuler pada tubus, atau bila letaknya pada mikroskop yang  terbaru, keping analisator di putar ke arah sejajar dengan arah polarisator). Nikol bersilang sendiri merupakan pengamatan dengan menggunakan analisator, dimana keping analisator, apabila pada  mikroskop olympus analisator tersebut di masukan kedalam jalan cahaya menuju lensa okuler pada tubus dan pada mikroskop yang baru keping analisator tersebut di putar tegak lurus dengan arah polarisator.
Selain itu bahwa pada nikol sejajar pengamatan dilakukan dengan menggunakan cahaya yang paling terang ( bisa digunakan untuk pengamatan) apabila pada nikol bersilang pengamatan dilakukan dengan cara mencari keadaan paling gelap, agar memperoleh beberapa unsur sifat optik yang hanya bisa diamati pada mikroskop nikol bersilang.
Perbedaan tidak hanya dilihat pada bagian itu saja, pengamatan yang dilakukan dengan kedua cara tersebut juga menghasilkan pengamatan yang berbeda. Pada nikol sejarjar pengamatan tersebut di bagi menjadi dua golongan, yaitu sifat-sifat sumbu optik yang memiliki hubungan tertentu dengan sumbu kristalografi, dan sifat optik yang mempunyai hubungan dengan sumbu sinar kristal.
1.      Sumbu Optik Yang Mempunyai Hubungan Dengan Sumbu Kristalografi
Bagian yang sejajar atau membentuk sudut tertentu, : Bentuk, belahan, pecahan dan juga retakan. Sifat-sifat tersebut bisa dilihat pada mikroskop dan juga bisa di amati menggunakan sampel setangan.
2.      Sifat Optik Yang Mempunyai Hubungan Dengan Sumbu Sinar Kristal
Yang di maksud dari sifat optik yang mempunyai hubungan dengan sumbu sinar kristal adalah sifat-sifat optis seperti indeks bias, relief, warna dan pleokroisme. Sifat tersebut dapat tampak pada posisi objek tertentu komponen pada sinar tersebut bergerak searah dengan polarisator.
Sedangkan pada mikroskop polarisator komponen paling penting yang diamati adalah warna interferensi dan gelapan. Akan tetapi beberapa sifat optik lain yang mengikuti dan bisa diamati seperti gelapan gelombang (weavy wave), warna interferensi abnormal, dwibias, gelapan bintik-bintik. Karena kedudukan gelapan pada suatu kristal tadi menunjukan sumbu-sumbu sinar, dalam mikroskop yang menggunakan nikol bersilang, kita dapat mempelajari sumbu kristal karena kedudukan gelapan tadi, dan unsur yang dapat diamati untuk mempelajari sumbu kristalografik tersebut adalah tanda rentang/ orientasi optik, dan besaran sudut gelapan.
Kenampakan-kenampakan sifat optik lain yang tampak pada nikol bersilang adalah kembaran, lembar pemisah, zonasi, pertit, antipertit. Semua sifat optik diatas hanya dapat diamati pada posisi nikol bersilang.
Komponen-komponen dari nikol bersilang tersebut akan dijelaskan brikut ini :
1.      Warna Interferensi
Warna pembiasan atau interferensi ini terjadi ketika ada dua jenis zat yang berbeda indeks biasnya yang berbeda dan juga karena pengaruh dari analisator tadi dan terlihat saat pengamatan dengan menggunakan mikroskop nikol bersilang.
Untuk cahaya dengan panjang gelombang tertentu perubahan intensitas cahaya yang tergantung pada harga retradasi ( Retradasi = t (n1-n2)
Retradasi inanometer tersebut merupakan pembedaan warna interferensi yang diamati ketika sedang melakukan pengamatan ketika praktikum. Hal disini untuk mempermudah dalam menentukan sifat optis yang lain.
2.      Gelapan
Yang di maksud dengan gelapan adalah kedudukan dimana sinar cahaya bergetar dengan arah getarannya, satu pada bidang analisator sedangkan yang satu di dalam bidang polarisator. Dan gelapan tersebut merupakan representasi dari letak suatu sumbu kristal berada.
3.      Sudut Gelapan
Merupakan sudut yang di bentuk ketika posisi pengamatan pada mikroskop nikol bersilang pada posisi terang sempurna dan posisi gelap sempurna dengan memutar meja objek dan ketika memutar meja objek tersebut kita harus benar-benar memperhatikan perubahan kedudukannya. Karena sudut gelapan diukur dari selisih di kedua posisi tersebut.
4.      Kembaran
Kembaran terjadi ketika kita sedang mencari sudut gelapan muncul pada satu tubuh kristal suatu yang berulang, yaitu gelap-terang pada satu tubuh kristal. Biasanya muncul pada plagioklas.. Kembaran
5.      Tanda Rentang Optis
Tanda rentang Optis menunjukan hubungan secara umum antara arah memanjangnya kristal, baik terhadap arah getaran sinar lambat ataupun sinar cepat.
TRO ini didapat setelah kita melakukan pengamatan nikol bersilang dan pada tubus mikroskop di masukan keping Gibbs, apabila stelah diamati menunjukan adanya peningkatan orde warna maka yang merambat merupakan sinar lambat (adisi), begitu pula sebaliknya (sinar cepat (subtraksi)).
6.      Tanda Elongasi
Tanda ini didapat setelah kita mengetahui TRO dan sinar apa yang merambat. Tanda elongasi positif didapat ketika apabila arah getaran sinar yang lambat sejajar atau menyudut lancip dengan arah memanjangnya kristal. Sedangkan tanda elongasi negatif didapat ketika sinar cepat yang sejajar atau menyudut lancip dengan arah memanjangnya kristal.
7.      Dwibias
Dwibias didapat apabila kita sudah mengetahui warna interferensi yang tepat pada retradasi inanometer ditarik sesuai garis menuju atas warna.
Dwibias menunjukan bahwa warna tersebut juga dapat di biaskan pada panjang gelombang yang sama.



DAFTAR PUSTAKA
Judith M, Bean, dkk.1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta : Pusat Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Kerr F., Paul. 1959. Optical Mineralogy “Fourth Edition”. New York : Mc Graw Hill Book Company
Selverstone, Jane.2003.Optical Mineralogy in a Nutshell. University of New Mexico, Mexico : Unpublihsed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar