For The Best Future

Kamis, 24 Januari 2013

Geologi Regional Daerah Sangiran


Berdasarkan hasil pengamatan pada Gardu Pandang Sangiran, morfologi Sangiran ini adalah perbukitan rendah yang memanjang dari timur laut kearah barat daya. Dari Gardu Pandang juga tampak disebelah barat ini tampak gunung Merapi dan Merbabu, disebelah timur tampak gunung Lawu.
Berdasarkan studi pustaka, daerah Sangiran merupakan perbukitan rendah dan di dominasi oleh susunan batuan berumur pleistosen, disebelah barat terdapat Gunung Merapi dan Merbabu serta di sebelah timur terdapat Gunung Lawu (Wartono Rahardjo, 2005)
Daerah Sangiran Disebut juga sebagai depresi tengah pulau jawa (zona solo), zona depresi ini bebatasan dengan Pegunungan Kendeng di sebelah utara dan disebelah selatan berbatasan dengan pegunungan selatan.
Dari beberapa singkapan yang teramati di lapangan, di jumpai singkapan endapan laut dangkal, endapan vulkanisme, endapan rawa dan sungai serta singkapan mud vulcano.
A.   Struktur Geologi
Struktur daerah ini berupa kubah yang membentang  dari arah timur laut ke selatan barat daya, struktur kubah ini belum begitu lama, sekitar 500.000 tahun yang lalu, hal ini dilihat dari formasi batuan termuda yang ikut terlipat (Wartono Rahardjo, 2005). Ada beberapa kemungkinan terbentuknya struktur kubah ini, Van Bemmelen (1949) berpendapat bahwa struktur ini suatu akibat dari gaya kompresif yang berhubungan dengan proses longsornya gunung Lawu tua. Sedangkan Van Gorsel (1987) berpendapat bahwa struktur lipatan ini sebagai akibat dari proses wrenching atau mungkin juga karena proses pembentukan gunung api yang baru mulai, sehingga gaya tersebut terus menekan ke arah tengah, sehingga terbentuknya struktur kubah tadi.
Akan tetapi karena adanya proses erosi yang disebabkan oleh sungai Cemoro dan sungai Brangkal yang melintasi daerah tersebut, menjadikan struktur kubah itu sekarang sudah tidak begitu lagi. Dan sekarang yang tersisa bentukan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh perbukitan melingkar, sehingga yang tampak merupakan struktur kebalikan dari struktur awal, hal demikian ini biasa disebut inverse topography. (Wartono R., 2005)
Struktur dari kubah tadi juga mengakibatkan terjadinya struktur sesar serta kekar pada daerah Sangiran, sesar yang paling dalam yang terjadi mengakibat terjadinya Mud Vulcano.
B.   Stratigrafi
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan dari pengendapan syn-orogenic dan post-orogenic (proses pengendapan bahan rombakan yang terjadi pada dan setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua. (Wartono R, 2005)
Urutan Formasi yang menyusun daerah Sangiran adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
II.B.1. Formasi Kalibeng
            Menurut Wartono R. (2005), formasi ini tersusun atas batulempung gampingan abu-abuian kebiruan dan napal dibagian bawah kemudian diikuti dengan batugamping kalkarenit dan kalsidunit dibagian atas. Batuan ini tersingkap pada daerah depresi di utara desa Sangiran sungai Puren disebelah timur dan tenggara desa Sangiran.
            Napal dicirikan dengan terdapatnya fosil foraminifera bentonik yang berypa Operculina complanata, Ammonia beccarii, Elphidium craticlatum bersama dengan fosil gigi ikan hiu (Soedarmadji,1976). Ini mencirikan bahwa batuan tersebut diendapkan pada kala akhir Pliosen pada laut dangkal yang berhubungan langsung dengan laut terbuka. (Wartono R, 2005)
            Batulempung abu-abunya bercirikan fosil gastropoda dan pelecypoda, antara lain Turitella bantamensis, Melongena corona, Cominella sangiranensis, Placenfa sp. dan Strombus sp. yang menunjukan bahwa pengendapan terjadi pada lingkungan laut dangkal. (Wartono R, 2005)
Diatas batulempung dan lapisan kalkarenit dan kalsidurit di cirikan seluruhnya hampir semuanya tersusun oleh fragmen fosil (coquina) memiliki orientasi seragam menunjukan pengendapan laut dangkal. Balanus menunjukan daerah pengendapan pada daerah pasang surut. (Wartono R., 2005)
            II.B.2. Formasi Pucangan
                        Formasi ini terletak di atas formasi kalibeng, formasi ini tersusun atas breksi vulkanik yang berasal dari endapan lahar bawah dan tersusun oleh batulempung hitam. Breksinya tersusun oleh fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda dan fragmen batulempung, batugamping dan batupasir yang berasal dari formasi kalibeng, ukuran fragmennya antara kerakal hingga bongkah.  Formasi Pucangan pengendapannya semula merupakan aliran lahar ke cekungan yang berair payau. (Wartono R, 2005)
            II.B.3. Formasi Kabuh
                        Formasi ini berada di atas formasi pucangan di mana pada lapisan paling bawah ini di temukan batu gamping konglomeratan, pelapisan dari lapisan ini tidak selalu menerus karena di temukan beberapa lensa yang terputus seperti yang di temukan di daerah brangkal.Jika di tinjau dari ketebalannya lapisan ini memiliki ketebelan dari 0,5 m sampai dengan 3 m. Lapisan ini di sebut juga dengan lapisan batas artau yang biasa di sebut grenzbank (Koeningswald,1940) lapisan ini membatasi formasi kabuh dengan formasi pucangan yang ada di bawahnya. Lapisan ini tersusun atas fragmen-fragmen yang membulat yang terdiri dari kalsedon dan beberapa batuan lain yang telah mengalami altersi hidrothermal (silifikasi), bercampur dengan pelecypoda yang cangkangnya menebal dan membulat karena adanya proses kalsifikasi dan tesemen secara kuat.       Pada lapisan  ini banyak ditemukan fosil mamalia, yang terkenal diantaranya adalah ditemukannya fosil Homo erectus. (Wartono R, 2005)
            II.B.4. Formasi Notopuro
            Formasi ini di sebut juga lapisan lahar atas, terbentuk sebagai akibat adanya proses vulkanisme yang ada di sekitar daerah tersebut. Pada formasi ini di temukan Breksi, Konglomerat,  yang mengandung fragmen-fragmen yang berasal dari batuan beku yang berukuran berangkal hingga bongkah. Di mana batuan tersebut mengambang oleh masa dasar yang berasal dari batu pasir dan batu lempung vulakanik. Formasi ini jarang sekali ditemukan fosil. (Wartono R, 2005)
II. B.5. Endapan Mud Vulcano
            Endapan Mud vulcano ini ditemukan pada sebuah bukit yang landai. Litologi pada mud vulcano sendiri sangat beragam. Di lapangan, banyak ditemukan serpihan-serpihan batuan metamorf, sedimen dan beku. hal ini berkaitan dengan proses terjadinya mud vulcano tersebut.
            Struktur mud vulcano terjadi akibat adanya struktur sesar yang turun hingga lapisan basement. mengakibatkan lapisan lumpur mencotot keluar hingga ke permukaan membawa material batuan yang sempat pecah saat terjadinya sesar tersebut.
II.B.6. Endapan Undak (terrace deposit)
            Endapan ini di temukan di sekitar brangkal .Endapan ini terdir dari konglomerat, batupasir, fragmen napal dan andesit yang mengandung fosil vetebrata. Fosil-fosil yang di temukan di sini di perkirakan hasil dari pengendapan yang ulang oleh lapisan yang lebih tua. Selain fragmn-fragmen tersebut di temikan juga fragmen-fragmen kalsedondan rijang yang bersal dari proses alterasi pada batuan. Tidak hanya fragmen baytua saja yang di temukan pada lapisan ini tetapi artefak budaya homo erectus pun di temukan juga. (Wartono R, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar