Berdasarkan hasil
pengamatan pada Gardu Pandang Sangiran, morfologi Sangiran ini adalah
perbukitan rendah yang memanjang dari timur laut kearah barat daya. Dari Gardu
Pandang juga tampak disebelah barat ini tampak gunung Merapi dan Merbabu,
disebelah timur tampak gunung Lawu.
Berdasarkan studi
pustaka, daerah Sangiran merupakan perbukitan rendah dan di dominasi oleh
susunan batuan berumur pleistosen, disebelah barat terdapat Gunung Merapi dan
Merbabu serta di sebelah timur terdapat Gunung Lawu (Wartono Rahardjo, 2005)
Daerah Sangiran
Disebut juga sebagai depresi tengah pulau jawa (zona solo), zona depresi ini
bebatasan dengan Pegunungan Kendeng di sebelah utara dan disebelah selatan
berbatasan dengan pegunungan selatan.
Dari beberapa
singkapan yang teramati di lapangan, di jumpai singkapan endapan laut dangkal,
endapan vulkanisme, endapan rawa dan sungai serta singkapan mud vulcano.
A.
Struktur
Geologi
Struktur daerah ini
berupa kubah yang membentang dari arah
timur laut ke selatan barat daya, struktur kubah ini belum begitu lama, sekitar
500.000 tahun yang lalu, hal ini dilihat dari formasi batuan termuda yang ikut
terlipat (Wartono Rahardjo, 2005). Ada beberapa kemungkinan terbentuknya
struktur kubah ini, Van Bemmelen (1949) berpendapat bahwa struktur ini suatu
akibat dari gaya kompresif yang berhubungan dengan proses longsornya gunung
Lawu tua. Sedangkan Van Gorsel (1987) berpendapat bahwa struktur lipatan ini
sebagai akibat dari proses wrenching atau
mungkin juga karena proses pembentukan gunung api yang baru mulai, sehingga
gaya tersebut terus menekan ke arah tengah, sehingga terbentuknya struktur
kubah tadi.
Akan tetapi karena
adanya proses erosi yang disebabkan oleh sungai Cemoro dan sungai Brangkal yang
melintasi daerah tersebut, menjadikan struktur kubah itu sekarang sudah tidak
begitu lagi. Dan sekarang yang tersisa bentukan sebuah cekungan yang
dikelilingi oleh perbukitan melingkar, sehingga yang tampak merupakan struktur
kebalikan dari struktur awal, hal demikian ini biasa disebut inverse topography. (Wartono R., 2005)
Struktur dari kubah
tadi juga mengakibatkan terjadinya struktur sesar serta kekar pada daerah
Sangiran, sesar yang paling dalam yang terjadi mengakibat terjadinya Mud Vulcano.
B.
Stratigrafi
Berdasarkan studi
pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan
dari pengendapan syn-orogenic dan post-orogenic (proses pengendapan bahan
rombakan yang terjadi pada dan setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang
berada disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua. (Wartono R, 2005)
Urutan Formasi yang
menyusun daerah Sangiran adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
II.B.1.
Formasi Kalibeng
Menurut Wartono R.
(2005), formasi ini tersusun atas batulempung gampingan abu-abuian kebiruan dan
napal dibagian bawah kemudian diikuti dengan batugamping kalkarenit dan
kalsidunit dibagian atas. Batuan ini tersingkap pada daerah depresi di utara
desa Sangiran sungai Puren disebelah timur dan tenggara desa Sangiran.
Napal dicirikan dengan terdapatnya
fosil foraminifera bentonik yang berypa Operculina
complanata, Ammonia beccarii, Elphidium craticlatum bersama dengan
fosil gigi ikan hiu (Soedarmadji,1976). Ini mencirikan bahwa batuan tersebut
diendapkan pada kala akhir Pliosen pada laut dangkal yang berhubungan langsung
dengan laut terbuka. (Wartono R, 2005)
Batulempung abu-abunya bercirikan
fosil gastropoda dan pelecypoda, antara lain Turitella bantamensis, Melongena corona, Cominella sangiranensis,
Placenfa sp. dan Strombus sp. yang menunjukan bahwa pengendapan terjadi
pada lingkungan laut dangkal. (Wartono R, 2005)
Diatas batulempung
dan lapisan kalkarenit dan kalsidurit di cirikan seluruhnya hampir semuanya
tersusun oleh fragmen fosil (coquina)
memiliki orientasi seragam menunjukan pengendapan laut dangkal. Balanus menunjukan daerah pengendapan
pada daerah pasang surut. (Wartono R., 2005)
II.B.2.
Formasi Pucangan
Formasi
ini terletak di atas formasi kalibeng, formasi ini tersusun atas breksi
vulkanik yang berasal dari endapan lahar bawah dan tersusun oleh batulempung
hitam. Breksinya tersusun oleh fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda dan
fragmen batulempung, batugamping dan batupasir yang berasal dari formasi
kalibeng, ukuran fragmennya antara kerakal hingga bongkah. Formasi Pucangan pengendapannya semula
merupakan aliran lahar ke cekungan yang berair payau. (Wartono R, 2005)
II.B.3.
Formasi Kabuh
Formasi
ini berada di atas formasi pucangan di mana pada lapisan paling bawah ini di
temukan batu gamping konglomeratan, pelapisan dari lapisan ini tidak selalu
menerus karena di temukan beberapa lensa yang terputus seperti yang di temukan
di daerah brangkal.Jika di tinjau dari ketebalannya lapisan ini memiliki
ketebelan dari 0,5 m sampai dengan 3 m. Lapisan ini di sebut juga dengan
lapisan batas artau yang biasa di sebut grenzbank
(Koeningswald,1940) lapisan ini membatasi formasi kabuh dengan formasi pucangan
yang ada di bawahnya. Lapisan ini tersusun atas fragmen-fragmen yang membulat
yang terdiri dari kalsedon dan beberapa batuan lain yang telah mengalami
altersi hidrothermal (silifikasi), bercampur dengan pelecypoda yang cangkangnya
menebal dan membulat karena adanya proses kalsifikasi dan tesemen secara kuat. Pada
lapisan ini banyak ditemukan fosil
mamalia, yang terkenal diantaranya adalah ditemukannya fosil Homo erectus. (Wartono R, 2005)
II.B.4.
Formasi Notopuro
Formasi ini di sebut juga lapisan
lahar atas, terbentuk sebagai akibat adanya proses vulkanisme yang ada di
sekitar daerah tersebut. Pada formasi ini di temukan Breksi, Konglomerat, yang mengandung fragmen-fragmen yang berasal
dari batuan beku yang berukuran berangkal hingga bongkah. Di mana batuan
tersebut mengambang oleh masa dasar yang berasal dari batu pasir dan batu
lempung vulakanik. Formasi ini jarang sekali ditemukan fosil. (Wartono R, 2005)
II.
B.5. Endapan Mud Vulcano
Endapan Mud vulcano ini ditemukan pada sebuah bukit yang landai. Litologi
pada mud vulcano sendiri sangat
beragam. Di lapangan, banyak ditemukan serpihan-serpihan batuan metamorf,
sedimen dan beku. hal ini berkaitan dengan proses terjadinya mud vulcano tersebut.
Struktur mud vulcano terjadi akibat adanya struktur sesar yang turun hingga
lapisan basement. mengakibatkan
lapisan lumpur mencotot keluar hingga ke permukaan membawa material batuan yang
sempat pecah saat terjadinya sesar tersebut.
II.B.6. Endapan Undak (terrace deposit)
Endapan
ini di temukan di sekitar brangkal .Endapan ini terdir dari konglomerat, batupasir,
fragmen napal dan andesit yang mengandung fosil vetebrata. Fosil-fosil yang di
temukan di sini di perkirakan hasil dari pengendapan yang ulang oleh lapisan
yang lebih tua. Selain fragmn-fragmen tersebut di temikan juga fragmen-fragmen
kalsedondan rijang yang bersal dari proses alterasi pada batuan. Tidak hanya
fragmen baytua saja yang di temukan pada lapisan ini tetapi artefak budaya homo
erectus pun di temukan juga. (Wartono R, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar