For The Best Future

Kamis, 24 Januari 2013

LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI DAN LAUT : SISTEM PANTAI



LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI  DAN LAUT : SISTEM PANTAI
Abstrak

    Lingkungan daerah pengendapan transisi laut pantai banyak dipengaruhi oleh aktivitas laut (gelombang dan arus tidal) serta di pengaruhi juga oleh aktivitas angin. Endapan di daerah pantai ini terletak di sepanjang perbatasan daratan dengan laut, yang di batasi oleh garis pantai (shoreline). Endapan pantai sendiri di bedakan menjadi dua yaitu endapan pantai modern dan ancient beach. Dimana masing-masing endapan tersebut mempunyai karakteristtik yang berbeda.
Lingkungan pengendapan transisi dan laut berada diantara batas benua (continental) dengan bidang depposisi laut (pantai). Daerah lingkungan ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas sungai, gelombang dan arus pasang-surut. Salinitas di daerah ini berbeda-beda pada tiap bagian dari sistem, dari tawa ke payau hingga daerah yang mempunyai salinitas sangat tinggi bergantung pada sejauh mana batas aktivitas sungai serta bergantung pada iklim.
Persebaran daerah transisi dan laut ini juga sebagian terekspos sebagai bentukan morfologi yang terjadi akibat transportasi pasir oleh angin (membentuk suatu gumuk-gumuk pasir) dan sebagian besar di pengaruhi oleh aktivitas laut dangkal. Kebanyakan daerah lingkungan pengendapan ini mempunyai karakteristik yang didominasi oleh energi (pengendapan) yang tinggi dari gelombang dan arus (pasang-surut) yang ada di pantai, walaupun ada sebagian yang terdapat dalam kondisi air tenang seperti lingkungan lagoon ataupun lingkungan estuarine.
Lingkungan pengendapan transisi dan laut ini mendapat suplai sedimen yang sangat besar dari sungai disekitarnya dan berjalan seiringnya waktu dalam skala geologi, sehingga volumenya bertambah hingga sangat banyak sekali dan bertahan lama sehingga dapat terekam dalam geology record secara signifikan.


Daerah yang dihasilkan dari lingkungan pengendapan daerah transisi dan laut ini adalah lingkungan pengendapan pantai dan pulau penghalang, lagoon, estuarine, delta, straind plain, dan tidal flats. Lagoon dan estuarine merupakan contoh dari karakteristik pantai transgresif, sedangkan delta merupakan contoh dari pantai prograding. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai daerah lingkungan transisi dan laut pantai.







1.      Pantai
Pantai merupakan suatu bidang yang memanjang sepanjang garis pantai yang berhimpit dengan daratan dan berisi endapan sedimen pasir (Boggs, 2006). Badan dari pasir pantai ini sendiri mempunyai bentuk yang khas memotong tepat di daerah seperti semenanjung, tebing laut terdekat, estuarine, sungai yang membentuk delta, teluk kecil yang di pengaruhi oleh pasang surut, teluk dan laguna. Sistem pantai ini biasanya erat hubungannya dengan sistem pulau penghalang. Yang membedakan keduanya adalah sistem pantai berbatasan langsung dengan daratan, sedangkan sistem pulau penghalang terpisah dari daratan dan di batasi oleh suatu laguna yang dakal ataupun muara sungai.

Pantai mungkin terbentuk dalam sistem delta sepanjang daerah pengendapan dari delta, atau pada daerah laut yang dekat dengat daratan, bahkan sistem pengendapan pantai ini bisa terbentuk pada sistem lacustrine yang sama sekali tidak ada hubunganya dengan delta, dari semua tempat terbentuknya laut memiliki kesamaan yaitu semua daerah merupakan daerah pengendapan yang dinamis dan dipengaruhi oleh musim yang jarang berubah sehingga menjadikan endapan sistem pantai dalam keadaan fluktuasi yang konstan malah cenderung bertambah.
Pantai berbeda dengan delta, apabila delta merupakan suatu bentukan pengendapan yang dipengaruhi oleh aktivitas sungai serta aktivitas laut (gelombang, pasang surut) sedangkan sistem pantai lebih didominasi oleh aktivitas laut (gelombang dan arus pasang-surut) dan sebagian kecil dipengaruhi oleh transportasi angin ditunjukan dengan adanya morfologi gumuk pasir (dune) di sekitar pantai (Boggs, 2006).
Studi pantai pada masa sekarang ini lebih luas dibandingkan hanya studi mengenai lingkungan pengendapan, studi mengenai pantai sudah lebih mendetail, seperti untuk mengetahui potensi sumber daya geologi. Studi mengenai ancient beach, juga tidak kalah pentingnya, studi ini biasanya digunakan untuk studi reservoir dari minyak bumi dan gas alam dll. 
Daerah pengendapan sistem pantai ini berkembang dengan baik akibat dominasi oleh gelombang pantai dimana jarak pasang surut yang relatif kecil hingga menengah. Menurut Boggs (2006) pantai di klasifikasikan berdasarkan  basis jarak pasang surut dalam 3 grup, Mikrotidal (0-2meter tidal range), Mesotidal (2-4 meter tidal range), Makrotidal (tidal range > 4 meter).
  Pantai dan pulau penghalang dapat di temukan sebagai pantai tunggal yang berhimpit dengan daratan, pantai yang luas dengan sistem punggungan pantai yang merupakan sebuah strand plain, dan pulau penghalang yang terpisah dari daratan atau sebagian ada yang berbatasan dengan daratan yang dipisahkan oleh laguna atau marsh.    
Morfologi daerah pantai ini dapat dibedakan kedalam beberapa zona, yaitu backshore, foreshore dan shoreface. Backshore merupakan perpanjangan dari pantai hingga daerah pasang tertinggi yang dapat dicapai oleh arus tidal termasuk endapan gumuk pasir. Foreshore meliputi zona pasang rendah hingga zona pasang tinggi. Shoreface merupakan daerah dari tidal rendah hingga daerah transisi antara pantai dengan sedimen di daerah shelf.
Proses pengendapan yang terjadi di daerah pantai dapat di uraikan secara singkat pantai dapat berkembang paling baik di daerah yang didominasi oleh gelombang pantai dengan arus tidal yang kecil. Pantai dibentuk oleh proses gelombang yang termasuk di dalamnya gelombang swash, gelombang badai dan arus nearshore, angin juga sedikit berperan dalam transportasi sedimen di pantai.
Proses gelombang terjadi karena air bawah permukaan bergerak di permukaan menuju ke bawah dengan kedalam yang lebih dalam dengan gerakan membentuk orbit lingkaran (circular), semakin dalam kedalaman air semakin kecil diameter orbitnya. Orbit gelombang bergerak terus menuju dasar, ketika menabrak bagian bawah akan membentuk orbit yang lebih elips dan gerakan yang lebih horizontal melintasi lantai dasar pantai sehingga mdapat mengangkut sedimen. Gerakan inilah yang membentuk lantai ripple pada dasar pantai. Gelombang sendiri bergerak dari shoreward menuju ke daerah yang lebih dangkal, zona ini disebut shoaling zone.
Breaking zone merupakan daerah dimana gelombang yang merambat dari atas permukaan menabrak kedasar laut dan pada saat itu ombak terbentuk. Ombak secara umum bergerak secara turbulen membawa sedimen secara suspensi dan membuat transformasi dari pergerakan tadi membentuk surf zone. Swash zone  pada aliran deras atau cepat di keadaan dangkal menuju ke pantai membawa sedimen yang sebagian sebagai suspensi diikuti tiba-tiba oleh sebuah aliran backwash yang jatuh kepantai.
Sedimen yang tertransportasi di pantai penting bagi daerah shoaling zone. Pada zona breaker dengan tenaga tinggi akan terendapkan patikel dengan ukuran yang lebih kasar, partikel kasar tersebut bergerak secara saltasi sejajar dengan garis pantai, sementara itu untuk partikel sedimen yang lebih halus terbawa sebagai suspensi.
Ada dua jenis arus yang berkembang di daerah pantai yaitu arus sepanjang pantai (longshore current) dan arus robek (rip current). Gelombang dari laut dalam dicirikan oleh puncak yang panjang dan menerus, tetapi gelombang tersebut jarang ada yang sejajar dengan garis pantai, sehingga banyak gelombang yang pecah terlebih dahulu dibanding yang lain. Efek dari pertemuan menyudut antara gelombang dan garis pantai adalah pembelokan gelombang relatif agar gelombang relatif sejajar dengan garis pantai (wave refraction). Meskipun sudah terjadi refraksi, gelombang tetap saja mendekati pantai dengan sudut tertentu, menyebabkan massa air diantara breaker dan garis pantai menghasilkan arus sepanjang pantai (longshore current). Arus ini sangat penting karena mampu mengerosi, membawa, dan mengendapkan sejumlah besar partikel sedimen di pantai. Pergerakan sedimen akibat arus sepanjang pantai disebut longshore drift.

Angin juga mempunyai peran dalam transportasi sedimen di pantai. Daerah yang biasa di pengaruhi oleh angin merupakan daerah yang tidak terkena arus pasang-surut. Daerah ini bisa berkembang lebih jauh apabila arus pasang-surut menurun.
Karakteristik dari endapan pantai modern, endapan di daerah pantai terbentuk pada foreshore, zona tidal antara zona tidal rendah hingga tinggi, yang berkorespondensi dengan zona swash gelombang. Sedimen di daerah ini di dominasi oleh pasir halus-sedang dan juga termasuk pecahan dari pebble dan gravel yang melensa atau berlapis. Struktur sedimen yang terbentuk umumnya laminasi paralel. Lapisan tipis mineral berat umumnya terdapat berseling dengan lapisan pasir kuarsa.
                 Pada daerah backshore banyak terbentuk endpan yang sedikit dipengaruhi oleh eolian, umumnya cross-bed, d pada daerah ini banyak ditemukan burrow dari crustacea. Apabila ada badai daerah ini baru terekam perbedaan sedimen yang terendapkan. Tidak hanya itu di daerah backshore juga terdapat akar-akar tanaman yang tumbuh serta aktivitas ornganisme darat. Endapan pada shoreface didominasi oleh endapan yang terpengaruh oleh aktivitas kuat dari gelombang dan longshore current. Endapan pada daerah ini dicirikan dengan adanya struktur sedimen cross-bed yang arahnya tidak menentu. Trace fosil yang banyak ditemukan seperti skolithos.
                 Pada breaker zone endapan di endapkan pada energi pengendapan yang tinggi hal ini terjadi karena adanya gelombang yang pecah menjadi ombak dan karena adnya pengaruh dari rip current. Sedimen yang ditemukan umumnya ditemukan berukuran pasir halus hingga sedang dengan ditemukan dengan beberapa lensa lempung dan material kerang. Fosil yang umum ditemukan Skolithos dan Ophiomorpha.
                 Pada daerah luar zona shoaling endapan terbentuk secara relatif  oleh energi pengendapan yang lebih rendah dan keadaan yang mengarah pada endapan di open shelf. Komposisi sedimennya umumnya pasir halus yang sangat tipis diantara lapisan lempung dan lanau. Struktur sedimen yang sering ditemukan sebagian kecil cross-stratification; planar hampir horizontal, laminasi dan perlapisan serta hummocky cross-stratification. Trace fosil yang banyak ditemukan adalah Thalassinoides.               
                Karakteristik endapan pada ancient beach, garis pantai (shoreline) sering berpindah seiring berjalannya waktu, hal itu sebagai respon dari perubahan sea level ataupun suplai sedimen. Perubahan garis pantai ke arah darat dinamakan transgresi, dan perubahan air laut menuju ke arah laut di sebut regresi. Transgresi dan regresi akan membentuk suatu suksesi vertikal  dari fasies, sebagai representasi sedimen yang terendapkan pada satu lingkungan yang saling susul-menyusul dan pada sebuah lingkungan yang berdekatan. Suksesi vertikal yang berkembang pada daerah regresi berbeda dengan yang berkembang pada daerah transgresi. Pada regresi dari lingkungan daratan (progradasi garis pantai) disebabkan oleh tumpukan dari sedimen yang terendapkan di pantai di bagian atas lebih banyak endapan offshore. Untuk transgresi produksi yang utama pada profil vertikalnya yang banyak sedimen offshore yang berada diatas sedimen nearshore.


                                            

DAFTAR PUSTAKA

Sam Boggs, Jr. 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th edition : Pearson Education, Inc,. New Jersey
Nichols, G.2009. Sedimentology and Stratigraphy 2nd edition : Wiley-Blackwell,. Oxford.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar