For The Best Future

Rabu, 05 Desember 2012

Litostraitgrafi dan Biostratigrafi


Litostratigrafi dan Biostratigrafi
Abstrack
Penentuan satuan waktu geologi sangatlah sulit, karena terbentuknya suatu batuan terjadi pada epoch ataupun periods yang terjadi sangat lama (Jutaan tahun yang lalu). Batuan sendiri mulai ada sejak bumi ini lahir atau sudah sekitar 4,5 milyar tahun. Untuk itu geologi membagi waktu skala geologi dalam unit geokronologi dan juga dalam kronostratigrafi. Unit geokronologi itu sendiri merupakan hubungan batuan dengan waktu geologi dimana ia terbentuk dan untuk kronos stratigrafi sendiri fokus pada unit stratigrafi.
Para ilmuwan geologi membuat suatu chart untuk memudahkan kita dalam menentukan waktu geologi yaitu dengan membuat suatu chart stratigrafi dan skala waktu geologi. Yang kesemuanya digunakan kita untuk mempermudah mempelajari urut-urutan dan waktu dalam sejarah bumi.
Walaupun ada stratigrafi chart dan skala waktu geologi yang ada dari bumi terbentuk hingga sekarang, namun dalam praktik dilapangan untuk menentukan hubungan strtigrafi pada suatu ataupun beberapa unit formasi masih sangatlah sulit, untuk itu stratigrafi sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yaitu litostratigrafi, biostratigrafi, chronostratigraphy dan magnetostratigraphy serta allostratigraphy.
Lithostratigraphy, dapat dilihat dari karakteristik litologi dan posisi relatif stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang lain, biasanya litostratigrafi ini terkenal dengan hubungan perlapisan pada batuan sedimen. Posisi relatif stratigrafi dapat ditentukan dengan mengetahui geometri dan hubungan stratigrafinya, seperti superposisi, cross-cutting relationships, unconformity dan fragmen yang ikut dalam suatu batuan sedimen, terbentuknya patahan ataupun lipatan. Hubungan dalam stratigrafi ini dapat untuk menentukan mana lapisan atau layer yang lebih muda dan yang lebih tua.
Dalam unit litostratigrafi terdapat suatu hierarki yang tersusun dari kelompok kecil hingga kelompok besar penyusun litostratigrafi itu sendiri. Anggota dari litostratigrafi ini layaknya seperti taksonomi pada hewan ataupun tumbuhan, urut-urutannya dari yang kecil hingga ke yang besar yaitu bed (perlapisan), member, formasi, group dan supergroup.  Cara pengelompokannya pun hampir sama dengan suatu taksonomi spesies hewan. Misal ada suatu perlapisan batupasir (bed) yang termasuk dalam unit satuan batupasir berlapis (member), unit batupasir berlapis (member) tersebut termasuk dalam anggota formasi A (formasi) pada suatu daerah X, dimana di daerah X tersebut mempunyai 3 formasi penyusun (group). Namun, dalam litostratigrafi yang umum digunakan adalah formasi, karena lebih umum dan juga mempunyai kisaran umur pembentukan pada suatu waktu tertentu disuatu lingkungan tertentu.
Untuk mendeskripsikan suatu tatanan litostratigrafi dibutuhkan beberapa data yang bersesuaian untuk mengelompokannya kedalam suatu formasi, yaitu litologi dan karakteristiknya, type section, ketebalan dan pemanjangan suatu lapisan batuannya dan informasi lain seperti radiometric datting, kandungan fosil serta hubungan antara batuan yang satu dengan yang lain.
Litostratigrafi dapat di aplikasikan kedalam beberapa hal, misalkan dalam pemetaan geologi. Pada peta geologi skala 1:100.000 dan 1:50.000 biasanya memetakan persebaran dari formasi-formasi yang menyusun suatu daerah.
Hubungan antara litostratigrafi dan lingkungan pengendapan dapat dilihat dengan pengendapan yang terjadi pada saat ini. Misalkan pengendapan fluvial yang terjadi pada sepanjang sungai juga bisa menjadi acuan pengendapan di masa lampau (the present is the key to the past, but also to the future, (Soetoto,2012)). Pada suatu waktu kala pengendpan bisa terjadi perubahan lingkungan pengendapan, misal pengendapan yang terjadi di daerah pinggir pantai pada kisaran waktu geologi yang sama karena adanya penurunan muka air laut, akan terjadi perubahan lingkungan menjadi daerah laguna, dan apabila yang terjadi kenaikan muka air laut, maka bentuk endapan yang terbentuk adalah endapan pada daerah laut. Selain itu juga ada hubungan antara daerah pengendapan dan juga endapan yang di hasilkan.
Biostratigraphy, dapat digunakan atau biasanya digunakan pada badan batuan yang mempunyai fosil. Fosil yang di gunakan biasanya dilihat dari kelimpahan serta umur relatif dimana dahulu fosil tersebut hidup. Cara untuk mengetahui umur relatif dari suatu fosil pada perlapisan batuan yaitu dengan cara mengklasifikasikan fosil tersebut kedalam suatu tatanan taksonomi seperti tatanan taksonomi yang ada sekarang. Setelah mengetahui suatu tatanan taksonomi yang ada hingga menemukan beberapa spesies kita dapat melihat suatu chart dimana setiap satuan waktu mempunyai fosil penciri itu sendiri.
                   Untuk menentukan diamana awal suatu masa di cirikan oleh suatu spesies fosil, maka kita harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah memperhatikan kapan fosil tersebut mulai muncul di suatu perlapisan atau beberapa perlapisan (First Appearance), hingga mencapai dimana fosil tersebut terakhir tampak dalam suatu perlapisan (last Appearance).
Hal yang terpenting dari suatu biostratigrafi adalah biozonasi. Biozonasi sering didefinisikan sebagai kandungan fosil yang terdapat dalam suatu batuan yang biasanya sering dikaitkan dengan lingkungan pengendapan.
Ada beberapa biozonasi fosil yang dapat dilakukan yaitu interval biozone dicirikan dengan FA dan LA suatu taxa dari spesies tertentu. Concurrent range biozone, yang didasarkan pada dua taxa yang saling overlapping, dimana pada bagian atas ada kenampakan taxa yang pertama dan menghilangnya taxa yang berikutnya. Yang ketiga adalah partial range biozone, hampir sama dengan concurrent range biozone, hanya saja tidak ada overlapping pada kedua taxa tersebut.
Assamblage biozone, digunakan apabila tidak ada fosil yang hidup pada suatu kisaran waktu yang singkat. Acme biozone terdapat dua taxa yang selisih waktunya berbeda dan yang digunakan untuk menentukan adalah, proporsi jumlah fosil yang terbanyak yang terdpat di dalamnya.
Kaitannya dengan lingkungan pengendapan, dalam biostratigrafi yang digunakan adalah yang berkaitan dengan fosil yang ditemukan, yaitu mulai dari jenis fosil yang ada (plangtonik, nektonik maupun bentonik), morfologi fosil, serta ukuran fosilnya. Oleh karena itu ilmu paleontologi sangat berperan dalam biostratigrafi ini. Dalam suatu lingkungan pengendapan tertentu, memiliki ciri khas fosil tertentu. Misalkan, pengendapan di daerah laut dalam di cirikan oleh fosil Radiolaria, hal tersebut di mungkinkan terjadi karena organisme jenis Radiolaria tersebut relevan untuk hidup di lingkungan laut dalam dan juga pasti jika mati akan terendapkan didaerah itu juga.

Daftar Pustaka
Nichols, Garry.,2009. Sedimentarology and Stratigraphy Second Edition.Willey Blackwell. Oxford.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar