Abstrack
Penentuan
satuan waktu geologi sangatlah sulit, karena terbentuknya suatu batuan terjadi
pada epoch ataupun periods yang terjadi sangat lama (Jutaan tahun yang lalu).
Batuan sendiri mulai ada sejak bumi ini lahir atau sudah sekitar 4,5 milyar
tahun. Untuk itu geologi membagi waktu skala geologi dalam unit geokronologi
dan juga dalam kronostratigrafi. Unit geokronologi itu sendiri merupakan
hubungan batuan dengan waktu geologi dimana ia terbentuk dan untuk kronos
stratigrafi sendiri fokus pada unit stratigrafi.
Para
ilmuwan geologi membuat suatu chart untuk memudahkan kita dalam menentukan
waktu geologi yaitu dengan membuat suatu chart stratigrafi dan skala waktu
geologi. Yang kesemuanya digunakan kita untuk mempermudah mempelajari
urut-urutan dan waktu dalam sejarah bumi.
Lithostratigraphy,
dapat dilihat dari karakteristik litologi dan posisi relatif stratigrafi suatu
batuan dengan batuan yang lain, biasanya litostratigrafi ini terkenal dengan
hubungan perlapisan pada batuan sedimen. Posisi relatif stratigrafi dapat
ditentukan dengan mengetahui geometri dan hubungan stratigrafinya, seperti
superposisi, cross-cutting relationships, unconformity dan fragmen yang ikut
dalam suatu batuan sedimen, terbentuknya patahan ataupun lipatan. Hubungan
dalam stratigrafi ini dapat untuk menentukan mana lapisan atau layer yang lebih
muda dan yang lebih tua.
Dalam
unit litostratigrafi terdapat suatu hierarki yang tersusun dari kelompok kecil
hingga kelompok besar penyusun litostratigrafi itu sendiri. Anggota dari
litostratigrafi ini layaknya seperti taksonomi pada hewan ataupun tumbuhan,
urut-urutannya dari yang kecil hingga ke yang besar yaitu bed (perlapisan), member,
formasi, group dan supergroup. Cara pengelompokannya pun hampir sama dengan
suatu taksonomi spesies hewan. Misal ada suatu perlapisan batupasir (bed) yang
termasuk dalam unit satuan batupasir berlapis (member), unit batupasir berlapis
(member) tersebut termasuk dalam anggota formasi A (formasi) pada suatu daerah
X, dimana di daerah X tersebut mempunyai 3 formasi penyusun (group). Namun,
dalam litostratigrafi yang umum digunakan adalah formasi, karena lebih umum dan
juga mempunyai kisaran umur pembentukan pada suatu waktu tertentu disuatu
lingkungan tertentu.
Untuk
mendeskripsikan suatu tatanan litostratigrafi dibutuhkan beberapa data yang
bersesuaian untuk mengelompokannya kedalam suatu formasi, yaitu litologi dan
karakteristiknya, type section,
ketebalan dan pemanjangan suatu lapisan batuannya dan informasi lain seperti
radiometric datting, kandungan fosil serta hubungan antara batuan yang satu
dengan yang lain.
Litostratigrafi
dapat di aplikasikan kedalam beberapa hal, misalkan dalam pemetaan geologi.
Pada peta geologi skala 1:100.000 dan 1:50.000 biasanya memetakan persebaran
dari formasi-formasi yang menyusun suatu daerah.
Hubungan
antara litostratigrafi dan lingkungan pengendapan dapat dilihat dengan
pengendapan yang terjadi pada saat ini. Misalkan pengendapan fluvial yang
terjadi pada sepanjang sungai juga bisa menjadi acuan pengendapan di masa
lampau (the present is the key to the
past, but also to the future, (Soetoto,2012)). Pada suatu waktu kala
pengendpan bisa terjadi perubahan lingkungan pengendapan, misal pengendapan
yang terjadi di daerah pinggir pantai pada kisaran waktu geologi yang sama
karena adanya penurunan muka air laut, akan terjadi perubahan lingkungan
menjadi daerah laguna, dan apabila yang terjadi kenaikan muka air laut, maka
bentuk endapan yang terbentuk adalah endapan pada daerah laut. Selain itu juga
ada hubungan antara daerah pengendapan dan juga endapan yang di hasilkan.
Biostratigraphy,
dapat digunakan atau biasanya digunakan pada badan batuan yang mempunyai fosil.
Fosil yang di gunakan biasanya dilihat dari kelimpahan serta umur relatif
dimana dahulu fosil tersebut hidup. Cara untuk mengetahui umur relatif dari
suatu fosil pada perlapisan batuan yaitu dengan cara mengklasifikasikan fosil
tersebut kedalam suatu tatanan taksonomi seperti tatanan taksonomi yang ada
sekarang. Setelah mengetahui suatu tatanan taksonomi yang ada hingga menemukan
beberapa spesies kita dapat melihat suatu chart dimana setiap satuan waktu
mempunyai fosil penciri itu sendiri.
Untuk menentukan diamana awal
suatu masa di cirikan oleh suatu spesies fosil, maka kita harus memperhatikan
beberapa hal, diantaranya adalah memperhatikan kapan fosil tersebut mulai
muncul di suatu perlapisan atau beberapa perlapisan (First Appearance), hingga
mencapai dimana fosil tersebut terakhir tampak dalam suatu perlapisan (last
Appearance).
Hal yang terpenting dari suatu
biostratigrafi adalah biozonasi. Biozonasi sering didefinisikan sebagai
kandungan fosil yang terdapat dalam suatu batuan yang biasanya sering dikaitkan
dengan lingkungan pengendapan.
Ada beberapa biozonasi fosil yang dapat
dilakukan yaitu interval biozone dicirikan
dengan FA dan LA suatu taxa dari spesies tertentu. Concurrent range biozone, yang didasarkan pada dua taxa yang saling
overlapping, dimana pada bagian atas
ada kenampakan taxa yang pertama dan menghilangnya taxa yang berikutnya. Yang
ketiga adalah partial range biozone,
hampir sama dengan concurrent range
biozone, hanya saja tidak ada overlapping pada kedua taxa tersebut.
Assamblage
biozone, digunakan apabila tidak ada fosil yang hidup pada
suatu kisaran waktu yang singkat. Acme
biozone terdapat dua taxa yang selisih waktunya berbeda dan yang digunakan
untuk menentukan adalah, proporsi jumlah fosil yang terbanyak yang terdpat di
dalamnya.
Kaitannya dengan lingkungan pengendapan,
dalam biostratigrafi yang digunakan adalah yang berkaitan dengan fosil yang
ditemukan, yaitu mulai dari jenis fosil yang ada (plangtonik, nektonik maupun
bentonik), morfologi fosil, serta ukuran fosilnya. Oleh karena itu ilmu
paleontologi sangat berperan dalam biostratigrafi ini. Dalam suatu lingkungan
pengendapan tertentu, memiliki ciri khas fosil tertentu. Misalkan, pengendapan
di daerah laut dalam di cirikan oleh fosil Radiolaria,
hal tersebut di mungkinkan terjadi karena organisme jenis Radiolaria tersebut
relevan untuk hidup di lingkungan laut dalam dan juga pasti jika mati akan
terendapkan didaerah itu juga.
Daftar Pustaka
Nichols,
Garry.,2009. Sedimentarology and
Stratigraphy Second Edition.Willey Blackwell. Oxford.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar